Selasa, 26 Juni 2012

KOMUNITAS TOMKET



Semester 4 telah berlalu yang meninggalkan begitu banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan. Akhir-akhir ini, Indonesia sempat dihebohkan dengan isu kenaikan BBM (Bukan Blackberry Messanger) yang pada akhirnya membuat mahasiswa sebagai kaum intelektual (katanya) merasa perlu untuk turun ke jalan dengan berbagai tindakan anarkismenya. Maka tak ayal kita menyaksikan pertempuran statement antara pendemo dan yang didemo. Alangkah unyu’nya negeri ini saat sorotan media mulai melebai-lebaikan incident tersebut. Dan setelah para pejabat berdasi itu beradu argument di singgahsananya (yang katanya kursinya saja cukup untuk mentraktir satu daerah, eh  teh aja tapi) akhirnya diputuskanlah sebuah pasal yang pada intinya “harga BBM tidak jadi naik”. Entah siapa saja yang senang dan kecewa atas putusan tersebut. Entahlah, hanya tuhan dan mereka yang tau...
Isu kenaikan BBM sebenarnya masih menuai begitu banyak kontroversi, tapi entah mengapa berita tersebut dikalahkan oleh kepopuleran sebuah makhluk/serangga kecil yang banyak ditemukan didaerah jawa, apalagi kalau bukan si TOMCAT/ TOMKET. Wow,, sesuatu banget yach. Sebuah peng
alihan issue yang sangat fantastic. Dimana-mana ada tomket, di tipi, di hutan, di rumah, bahkan dikampus (jangan-jangan di hatiku juga ada tomket). Kepopuleran si tomket ini tak dapat diragukan lagi, termasuk bagi teman2 mahasiswa S1 gizi angkatan 2010. Hahahahahaa...
Kenapa demikian???. Karena disitu ternyata ada seorang makhluk jadi-jadian (setengah manusia dan setengah tomket) katanya hahah,, siapakh dia....???
Tomket pertama, ditemukan sesaat setelah dimulainya lab kuliner. Ada apa disana, ternyata ada induk tomket.... hahaah. Awalnya saya bingung dengan stetment teman2 tentang penemuannya itu. Tapi setelah saya mewawancarai beberapa pawangnya, oh saya mengerti bahwa tomket itu ada di sekitar kita. Asekk (harus waspada nich....). Tomket yang satu ini, sering kali membuat anak2 G010K geram terhadapnya. Wow,, pisss mennnn..
Ternyata, tidak hanya di daerah Surabaya yang banyak ditemukan tomket. Awalnya saya kira ini tomket yang pertama dan terakhir ditemukan di daerah Makassar, tapi ternyata tidak. Ini baru awal, masih banyak lagi tomket yang lainnya. Penemuan kedua berlanjut disaat kami (anak2 g010k) melakukan pertemuan perdan lab Mikpang (mikrobiologi pangan) di fakultas “tettttttt”. Sebenarnya saya tidak hadir saat itu, tapi berdasarkan informasi yang saya dengar juga dari pawangnya bahwa ternyata disinilah pusat komunitas tomket trsebut. Amazing, bisa dimasukkan ke rekor muri nich... tentunya ngak langsung percaya dong. Saya harus menelusuri kebenaran berita tersebut (kayak investigasi aja di stasiun tivi “tetttttttttt”...).
Minggu berikutnya saya sudah hadir dan mengikuti lab mikpang tersebut dan berusaha mencari kebenaran beritanya. Dan ternyata,,,,,,,,,,,,,,,,, wow, banyak bangettt tomcatnya. Ada tomket yang amit-amit, ada tomket yang tampak religious (emang tomket bisa shalat yach..???), ada pula tomket yang mengeluarkan suara yang menggema. Aduh, nampaknya akan sangat seru jika tomket2 itu dimasukkan ke museum.. hohohoho. Ada satu kejadian lucu saat mengamati si tomket tersebut. Saat kami terancam tidak masuk lab karena tomket itu mengkontaminasi bahan yang akan kami gunakan yaitu “daun siri”. Hahaha,,,
Entah sudah berapa banyak kata tomket yang saya tulis dalam cerita ini. Semoga si pawing tomket tidak lagi ditemukan disekitar kita. Mari musnahkan tomket2 tersebut karena telah merisaukan masyarakat.
Itulah segelintir cerminan perjalanan semester IV ini, yang mesti harus terusik dengan kehadiran Komunitas tomket.

Sampai jumpa di cerita berikutnya

Pare, 25 juni 2012
Rudianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut