Kamis, 28 Juni 2012

KASET “KAFE SEHAT” BERBASIS EDUKASI NUTRISI PERSEMBAHAN UNTUK MASYARAKAT MAKASSAR


PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Tantangan pembangunan suatu Bangsa adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang masyarakat dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan (Depertmen Kesehatan RI, 2006).
       Indonesia merupakan negara yang kaya akan industri kuliner yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah memiliki kuliner dengan cita rasa yang khas yang menjadikannya terkenal hingga ke kanca dunia. Mulai dari makanan tradisional seperti pecel, gudep, mpek-mpek, rendang, sate, coto, hingga makanan modern seperti pizza, burger, pan cake, spagethy tersebar di Indonesia.
       Industri kuliner di Indonesia begitu berkembang pesat namun hanya sedikit yang mengedepankan cita rasa yang enak dan mengutamakan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dengan menjamurnya outlate fast food dari pinggiran jalan hingga restaurant berbintang, padahal kita telah ketahui bersama bahwa fast food merupakan makanan yang tidak sehat yang dapat berdampak pada timbulnya berbagai penyakit.
       Status gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor dari tiga faktor utama yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), selain pendidikan dan pendapatan (Azwar, 2004). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2009). Apabila jumlah zat gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh maka dapat menimbulkan masalah gizi yaitu gizi kurang dan gizi buruk. Gizi kurang terjadi apabila asupan gizi lebih rendah dari yang dibutuhkan tubuh, sedangkan gizi buruk terjadi apabila asupan gizi sangat rendah.
        Fast food merupakan makanan yang sangat mudah ditemukan utamanya di daerah perkotaan. Sebut saja daerah Makassar, yang dengan waktu sekejap kita dapat memperoleh makanan tersebut. Penyebaran fast food sebagai makanan modern dan bergengsi kini telah mewabah pada masyarakat Makassar. Padahal ditinjau dari  aspek kesehatan dan kandungan gizi yang terdapat pada fast food tersebut sangatlah tidak seimbang dengan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Maka, inilah salah-satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya masalah gizi.
       Melihat permasalahan tersebut, ternyata pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, maka dianggap perlu menciptakan suatu inovasi dan kreatifitas yang ideal untuk diterapkan pada masyarakat sebagai suatu solusi pemecahan masalah dalam pemberian alternatif tempat makan yang sehat dengan konsep edukasi nutrisi.
       KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi Persembahan untuk Masyarakat Makassar adalah konsep gagasan yang kami tawarkan. Dengan hadirnya kaset ini, diharapkan mampu menjadi alternatif solusi tempat makan yang ideal bagi masyarakat Makassar pada khususnya sehingga dapat memperkecil prevalensi masalah gizi akibat kesalahan konsumsi pangan. Disamping sebagai tempat makan yang sehat, gagasan ini juga menitikberatkan pada konsep edukasi dan pendidikan nutrisi. Bagaimana kita mengetahui dan memahami kandungan gizi yang terdapat dalam bahan pagan yang kita konsumsi setiap harinya.
Tujuan
        Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan kesehatan dan gizi yang terjadi pada masyarakat Makassar karena kesalahan konsumsi pangan yang tidak sehat melalui KASET “Kafe Sehat” dengan konsep edukasi nutrisi.
Manfaat
       Manfaat karya tulis ini adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Makassar pada khususnya dan dapat menambah pengetahuan dengan pemberian edukasi nutrisi. Gagasan ini juga dapat dijadikan sebagai  rekomendasi kepada pemerintah untuk menurunkan prevalensi masalah gizi karena konsumsi pangan yang tidak aman.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
       Masyarakat Makassar merupakan masyarakat yang beragam. Baik dari sisi ekonomi, maupun sosial dan budaya. Salah-satu budaya masyarakat Makassar adalah budaya mengonsumsi makanan-makanan yang fast food khususnya bagi kaum elit.  Fast food merupakan makanan yang diracik dengan kombinasi bahan dan bumbu dengan tidak mempertimbangkan unsure kesehatan atau kandungan gizi yang terdapat dalam setiap makanan pangan. Dengan mengonsumsi fast food, maka jelas hal tersebut dapat membahayakan kesehatan dan dapat menimbulkan terjadinya suatu penyakit yang tidak diinginkan.
       Salah-satu yang menjadi pertimbangan masyarakat memilih tempat dan lokasi makan yang ideal adalah konsep yang ditawarkan. Saat ini, di kota Makassar masih sangat sedikit tempat makan yang menawarkan konsep ideal dengan kombinasi makanan dengan cita rasa yang tinggi tanpa meninggalkan unsur-unsur kesehatan dan kandungan gizi terhadap menu yang ditawarkan. Kurangnya tempat makan yang ideal tentu menjadi dilema bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang lesat tapi juga tidak membahayakan kesehatan.
       Tempat makan yang ideal adalah tempat dengan lokasi yang stategis yang mengusung konsep kepuasan masyarakat sebagai konsumen baik dari segi cita rasa maupun segi kesehatan yang sangat vital. Selain itu, kecenderungan masyarakat kota juga ingin praktis dan instan khususya dalam segi konsumsi makanan. Mereka lebih memilih membeli makanan siap saji dengan menggunakan pengawet dan pemanis buatan atau yang sering kita dengar sebagai MSG daripada membuat dan meracik sendiri makanan dari sumber-sumber pangan alami secara manual dan natural.
         MSG merupakan berbagai kajian bumbu penyedap rasa dengan menggunakan bahan kimia yang sebenarnya dapat membahayakan kesehatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung MSG maka tentunya akan berakibat fatal bagi peningkatan derajat mesehatan masyarakat khususnya di kota Makassar. Monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan, banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Di Cina gejala alergi ini dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS) (Sri Handayani, 1996).
       Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat vital dan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak dalam penanganan dan pencegahannya. Salah-satu pihak yang sangat berperan penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Makassar selain pemerintah adalah para mahasiswa dan akademisi yang berlatarbelakang kesehatan khususnya ilmu gizi. Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa, dkk, 2002).
       Pemenuhan kebutuhan gizi mayarakat sangatlah penting dengan memperhatikan konsumsi makanan yang masuk kedalam mulut. Melihat dan menelaah masalah konsumsi pagan yang terjadi saat ini di kota Makassar sungguh sangatlah sulit mendapatkan tempat makan yang sehat dalam mencapai keseimbangan status gizi masyarakat.
       Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2002).
       Salah-satu solusi yang dapat kami tawarkan gizinya sebagai mahasiswa yang notabenenya sebagai mahasiswa gizi kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin dalam mengatasi keadaan masyarakat dengan ketidak seimbangan status adalah konsep KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi Persembahan untuk Masyarakat Makassar.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
       Melihat kondisi kesehatan masyarakat Makassar  yang digemparkan dengan sulitnya menyeleksi dan menyaring makanan sehat yang dapat dikonsumsi, ternya ada beberapa hal yang telah dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan masalah tersebut, diantaranya adalah:
1.      Pemberian makanan tambahan
       Pemberian makanan tambahan merupakan salah-satu usaha yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah dalam mencegah dan mengatasi prevalensi masalah gizi di Makassar. Pada dasarnya, masalah gizi sangat rentang terhadap anak-anak dan balita, untuk itu pemberian makanan tambahan diberikan kepada balita dan anak-anak. Penyebaran jajanan anak-anak (khususnya anak sekolahan) tentu tidak terlepas dari maraknya penyebaran bahan toksik yang dicampur dalam makanan tersebut untuk itu, dengan PMT ini setidaknya dapat memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh balita dan anak-anak.
       Tujuan dari pemberian makan tambahan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita dari keluarga miskin. Menurut Depkes RI (1999) di dalam Handayani, mulasari, dan Nurdianis (2008) sasaran PMT balita adalah balita berusia 12-59 bulan. Pemberian makanan tambahan tersebut lamanya 90 hari (Depkes RI 2010).
       Dalam pengoprasionalannya solusi ini dipandang mampu memberikan pergerakan usaha pemecahan masalah gizi yang terjadi di masyarakat. Akan tetapi solusi ini dianggap kurang efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Makassar karena sasarannya hanya pada golongan tertentu saja, yaitu anak-anak dan balita sementara masalah gizi juga banyak terjadi pada kalangan usia lainnya. Untuk itu dibutuhkan suatu solusi baru yang pengimplementasiannya menghimpun semua kalangan dan komponen masyarakat.
       Menurut Gesman, Hasanbasri, Lutfan dalam tulisannya berjudul Penanggulangn Gizi Buruk Studi Keterlibatan Puskesmas dan Ninik Mamak Alim Ulama Cerdik Pandai di Nagari Sungai Dareh Tahun 2008 mengatakan strategi penanggulangan gizi buruk yang dilaksanakan oleh puskesmas masih sebatas penanganan kasus atau strategi jangka pendek, penanganannya bersifat kuratif. Program untuk mencegah balita yang berstatus gizi kurang akan terjun ke gizi buruk sangat kurang, strategi yang ada hanya penanganan gizi buruk, cenderung bersifat dalam kerangka “kondisi darurat” (emergency), yang sama sekali tidak menyentuh konteks/akar masalah.
       Oleh karena itu, agar lebih efektif maka penanggulangan balita gizi kurang dan gizi buruk harus ditangani secara komperhensip atau menyeluruh yang didukukung dengan formula makanan tambahan yang lebih bernutrisi, bukan hanya sekedar pengobatan atau kuratif saat balita sudah dalam keadaan emergency namun harus dilakukan upaya preventif atau pencegahan agar balita tidak lagi mengalami masalah gizi setelah sembuh dari gizi kurang dan gizi buruk. Artinya masyarakat tidak terlalu bergantung sepenuhnya terhadap makanan tambahan yang diberikan oleh pemerintah sebagai tambahan asupan nutrisi melainkan mereka juga dapat menikmati sendiri berbagai formulasi makanan bergizi di kafe sehat yang kami gagas.
2.      Sosialisasi ( penyampaian imformasi)
       Semakin meningkatnya masalah gizi di daerah Makassar membuat beberapa pihak merasa penting untuk turun tangan dalam mengatasi. Salah-satu usaha yang paling memungkinkan dilakukan dalam mengurangi masalah gizi yang diakibatkan oleh kesalahan konsumsi yang tidak selektif adalah penyampaian informasi atau sosialisasi. Dalam pengimplementasiannya metode ini dapat melalu komunikasi langsung atau dua arah (interaksi dan diskusi) dapat pula berupa komunikasi satu arah. Sosialisasi langsung yang dilakukan adalah diskusi dan interaksi ke sekolah-sekolah, dan instansi umum serta masyarakat luas tentang bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung toksik atau zat racun serta pentingnya memilih makanan yang sehat dan bergizi tinggi untuk dikonsumsi. Sementara sosialisasi tidak langsung dapat berupa poster, pamphlet, majalah, surat kabar dan media massa lainnya.
       Penyampaian informasi berupa sosialisasi akan berdampak pada penambahan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan selektif dalam memilih dan memilah makanan yang akan dikonsumsi. Akan tetapi sosialisasi ini dianggap kurang efektif dan efisien karena hanya beberapa waktu saja  informasi yang disampaikan tersebut bertahan dalam memori masyarakat. Setelah beberapa lama, mereka akan kembali kepada kondisi yang tidak sehat serta hidup yang praktis dan instan (khususnya masyarakat kota). Pengaplikasian informasi yang disampaikan pun bisa jadi tidak dilaksanakan, hanya sekedar informasi setelah itu kembali seperti sedia kala.
Gagasan Baru            
KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi Persembahan untuk Masyarakat Makassar
       KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi Persembahan untuk Masyarakat Makassar  merupakan suatu gagasan baru yang penulis tawarkan bertujuan untuk menanggulangi dan mencegah masalah gizi dan konsumsi pangan pada masyarakat Makassar melalui pemberian alternatif tempat makan yang sehat tampa melupakan cita rasa yang enak.
       Konsep yang kami gagas adalah suatu inovasi baru dalam menyikapi keadaan masyarakat yang sangat sulit mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi. Arus modernisasi dan badai globalisasi saat ini telah merubah pandagan masyarakat tentang makanan yang dikonsumsi. Kebanyakan dari masyarakat saat ini lebih memilih makanan siap saji dan instant tanpa memperhatikan lagi unsur-unsur kesehatannya. Dengan hadirnya kafe sehat ini, diharapkan masyarakat bisa lebih dekat dengan gizi. Masyarakat dapat menikmati berbagai hidangan unik, sehat dan bergizi dengan cita rasa yang tetap enak dan tentunya harganya yang ekonomis.
       Varian menu yang ditawarkan dalam kafe sehat ini merupakan karya dan inovasi mahasiswa program studi Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin yang telah diteliti terlebih dahulu kandungan gizinya. Selain ini, bahan baku dalam pembuatan menu yang akan kami tawarkan adalah bahan pangan lokal masyarakat Sulawesi-Selatan. Jadi selain menciptakan suatu karya dan inovasi baru konsep kafe sehat juga dinilai sebagai suatu alternatif solusi dalam pemanfaatan bahan pangan lokal yang efektif.
       Adapun beberapa menu yang kami tawarkan dalam konsep kafe sehat ini diantaranya adalah: umbul-umbul mie pelangi ceria, moringa tea, brownis ikan bandeng biskuit kelor, dll. Dengan nama dan tampilan yang menarik konsep kafe sehat ini sangat berpeluang untuk diterapkan ditengah masyarakat kota Makassar. Kecenderungan masyarakat untuk mencoba sesuatu menjadi sepak terjang dan peluang untuk mengimplementasikan gagasan kafe sehat ini.
       Selain menghadirkan suatu inovasi produk pangan yang sehat dan bergizi konsep kefe sehat ini juga menawarkan edukasi atau pendidikan kesehatan khususnya di bidang gizi atau nutrisi. Edukasi nutrisi merupakan stategi yang kami usung untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan gizi. Dalam hal ini, kami menampilkan slogan-slogan dalam bentuk brosur. Setiap menu yang kami sajikan dalam kafe sehat ini juga dilengkapi dengan pemaparan tentang kandungan gizi yang terkandung dalam produk tersebut serta berbagai informasi kesehatan lainnya sehingga mereka tidak hanya sekedar makan saja tapi juga tahu dan pahan akan kandungan gizi makanan yang mereka konsumsi.
       Dengan menampilkan kandungan gizi pada produk yang disajikan masyarakat sebagai konsumen akan menyesuaikan konsumsi makanannya dengan zat gizi yang dibutuhkan. Menurut Husaini (1997) Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil.
       Konsep edukasi nutrisi yang kami tawarkan tidak sekedar memaparkan kandungan gizi yang terdapat dalam menu yang disediakan saja, tapi juga dengan menghadirkan pakar-pakar gizi (baik dari mahasiswa, dosen atau berbagai pihak yang bergelut dalam bidang gizi) untuk melakukan konsultasi gizi sehingga masyarakat akan tahu konsumsi makanannya berdasarkan umur, berat badan dan faktor yang yang mempengaruhi konsumsi makanan tersebut.
        Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran berat badan dan panjang tidak akan berarti kalau penentuan umur yang salah. Berdasarkan Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun penuh dan untuk anak 0-24 bulan digunakan bulan penuh. Contoh: Bulan usia penuh, Umur: 4 bulan 5 hari dihitung 4 bulan, dan 3 bulan 27 hari dihitung 3 bulan.
       Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak (Supariasa,dkk, 2002). Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada sat ini untuk mengetahui keadaa gizi dan tumbuh kembang anak.
       Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain, (2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya, (3) Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg, (4) Skalanya mudah dibaca, (5) Aman untuk menimbang balita.
       Intinya, hadirnta kefe sehat ini akan memberikan manfaat ganda kepada masyarakat. Selain menikmati makanan yang leasat dan bergizi mereka juga mendapatkan berbagai informasi kesehatan dan konsultasi gizi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi makanan seseorang sebagai wujud dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Makassar Sulawesi-Selatan.
Pihak-Pihak Yang dapat Mengimplementasikan Gagasan
       Untuk mengimplementasikan gagasan ini maka dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Adapun pihak-pihak yang terkait yaitu:
-          Pemerintah daerah
Pemerintah daerah berperan sebagai pengambil kebijakan dan penanggung jawab program penanggulangan masalah gizi di tingkat daerah dan pihak yang mendanai langsung program melalui Angaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD).
-          Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten/Profinsi
Dinas Kesehatan berperan sebagai pengevaluasi program.
-          Dinas Pertanian
Dinas Pertanian berperan menyediakan bahan tanaman pangan yang menjadi bahan dasar pembuatan menu dalam KASET seperti kelor, ubi jalar dll malalui konversi lahan pertanian.
-         Dinas Perikanan
Dinas perikanan berperan dalam mengontrol penyediaan berbagai jenis ikan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan menu kafe sehat seperti ikan bandeng dll.
-          Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
BPOM berperan mengawasi dan mengontrol peredaran menu yang disiapkan dalam kafe sehat ini yang diperuntukkan untuk masyarakat umum serta memeriksa aspek kualitas dan kesehatan menu tersebut tersebut.
-          Lembaga penelitian
Lembaga penelitian berperan meneliti kandungan gizi dari berbagai menu yang disediakan agar aman dikonsumsi.
-         Akademisi
Peran akademisi dalam pengimplementasian gagasan ini adalah sebagai konsultan atau pihak yang akan melakukan konsultasi terhadap konsumen dan pengunjung kafe sehat.
-         Pelaku industri
Dalam hal ini, pelaku industri diharapkan dapat bekerjasama dalam memproduksi menu yang kami tawarkan secara besar-besaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara merata.
-         Masyarakat Makassar
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran masyarakat dalam menyukseskan gagasan ini sangatlah penting. Pada posisinya, masyarakat dapat berperan sebagai konsumen yang akan mengimplementasikan perilaku hidup sehat setelah berkunjung ke kafe sehat.
       Melalui KASET “Kafe Sehat” berbasis edukasi nutrisi ini diharapkan mampu mempercepat penurunan prevalensi masalah gizi pada masyarakat kota Makassar sebagaimana yang telah ditetapkan  pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 yang menargetkan penurunan prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) adalah <15,0% pada Tahun 2014 (Sarjunani, 2009). Secara garis besar pengimplementasian gagasan ini melibatkan triple helix yaitu: pemerintah, akademisi dan pelaku industrI (ITB, 2011).
Langkah-Langkah Startegis Implementasi Gagasan
         Pertemuan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membahas solusi mengatasi penyebaran makanan yang tidak sehat dan berbahaya
         penyampaian gagasan sebagai suatu program dan solusi kepada pemerintah Pemerintah Kota Makassar 
         Sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta menginformasikan akan dampak dan bahaya yang ditimbulkan bila mengonsumsi makanan yang tidak sehat (mengandung zat-zat kimia yang berbahaya)
         Penyiapan anggaran program KASET "Kafe Sehat" berbasis edukasi nutrisi
         Survey dan pencarian/penyiapan bahan baku pembuatan menu yang ditawarkan
         Pembuatan dan formulasi menu yang ditawarkan
         Penelitian zat dan kandungan gizi produk yang dihasilkan
         Penyetujuan dalam pendistribusian atau produksi produk oleh BPOM.
         launcing atau pembukaan perdana KASET "Kafe Sehat" berbasis edukasi nutrisi 
         Penyediaan menu yang ditawarkan dan pembagian brosur kepada konsumen
         konsultasi edukasi gizi terhadap pengunjung oleh pihak akademisi
KESIMPULAN
       KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi Persembahan untuk Masyarakat Makassar merupakan suatu konsep gagasan yang dinilai mampu menjadi solusi pengadaan tempat makan yang sehat dan bergizi tanpa meninggalkan cita rasa yang least dan nikmat. Selain sebagai suatu alternatif solusi tempat makan yang unik gagasan ini juga mengusung konsep edukasi nutrisi yang pengimplementasiannya berupa pemberian konsep tentang informasi kesehatan serta konsultasi edukasi gizi oleh pihak-pihak yang bergelut dalam bidang nutrisi dan gizi.
       Dalam pengaplikasiannya KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi melibatkan berbagai komponen masyarakat mulai dari pemerintah (dinas kesehatan, dinas pertanian, dinas perikanan, Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM)), akademisi (mahasiswa, dosen, dan peneliti) serta berbagai pelaku industri dan masyarakat umum khususnya masyarakat kota Makassar. Keterkaaitan antara pihak yang terlibat bagaikan suatu sistem yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya kerjasama antara pihak yang terlibat maka gagasan ini tidak dapat terimplementasikan dengan baik.
       Dengan hadirnya KASET “Kafe Sehat” Berbasis Edukasi Nutrisi ini, diharapkan menjadi suatu solusi dalam meningkatkan derajat kesehatan suatu bangsa sehingga terciptalah generasi yang sehat dan cerdas. Konsep yang unik tentunya dapat menjadi sepak terjang dalam menarik konsumen untuk datang dan berkunjung ke kafe sehat ini. Dengan begitu pencapaian indonesia sehat secara cepat dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan 9. Jakarta: PT SUN.
Anonymous. 10 Langkah Utama Tatalaksana Kep Berat /Gizi Buruk.        http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2059092-10-langkah-      utamatatalaksana-kep diakses tanggal 30 Oktober 2011
Azwar, A. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Depan, Derjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan. Jakarta.
 Departemen Kesehatan R.I. 1999. Petunjuk Teknis Program Jaring Pengaman Sosial     Bidang Kesehatan. Jakarta : Depkes R.I.
Departemen Kesehatan R.I. 2000. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi.           Jakarta: Dirjen Binakesmas Depkes R.I.
Depkes RI.  2006. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010 Diluncurkan.             http://digilib.litbang.depkes.go.id
Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan   Kesehatan.
            Jakarta. http://www.depkes.go.id.
E-book Forum Satya Daya. Keterlibatan Triple Helix Dalam Pelaksanaan Kreativitas Masyarakat. Bandung: ITB.
Gesman, Hasanbasri, Lutfan. 2008. Penanggulangn Gizi Buruk Studi Keterlibatan          Puskesmas dan Ninik Mamak Alim Ulama Cerdik Pandai di Nagari Sungai          Dareh.Jogjakarta: UGM.
Handayani, Muasari, Nurdianis. 2008. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Penebar
            Swadaya.
Handayani, Sri. 1996. Bahaya MSG Dalam Bahan Makanan. Medan: USU Library.
Husaini. 1997. Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mamak, Ninik. Strategi Penaggulangan Gizi Buruk. Pengaruh Fkator Umur dalam
            Penilaian Status Gizi.
Puslitbang Gizi Bogor. 1998. Prevalensi Gizi Berdasarkan Umur. Jakarta.
Sarjunani, Nina. 2009. Rancangan RPJMN 2010-2014 Kesehatan. Proses Penyusunan
             & Materi Kebijakan, http://www.litbang.depkes.go.id
Supariasa dkk. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Individu.
            Jogjakarta: PT. Nusantara.
Suyatno. 2009. Pengetahuan Dasar Penilaian Status Gizi. Jakarta: PT. Indeks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut