BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Banyak sekali komoditi pangan yang
dihasilkan dari perairan antara lain ikan, udang kerang/ tiram, kepiting,
tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya. Ikan pada umumnya lebih
banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainnya karena tersebut yang paling
banyak ditangkap dan dikonsumsi. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan menjadi
sangat penting karena mengandung protein cukup tinggi sehingga sering
digolongkan sebagi sumber protein1.
Ikan dapat diperoleh dari laut, empang,
rawa, kali atau segala macam yang terdapat di daratan. Ikan laut adalah ikan
yang hidup dan berkembang biak di air asin laut, samudra dan selat. Ikan laut
umumnya mempunyai daging yang padat, enak rasanya, tidak berduri antara daging
dan menimbulkan bau yang sedap serta rasa yang sedap1.
Komponen
terbesar dalam daging ikan adalah air, kemudian protein, lemak, dan zat-zat
lain2.
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout
infantfish yang hanya
berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air yang sering
dianggap sebagai "ikan", seperti ikan
paus, ikan cumi dan ikan
duyung, yang sebenarnya
tidak tergolong sebagai ikan3.
Ikan dapat
ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik
air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang
terlalu asin seperti Great
Salt Lake tidak bisa
menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara untuk
dipamerkan dalam akuarium3.
Menurut tempat
hidupnya dikenal tiga golongan ikan yaitu ikan laut, ikan darat, dan ikan
migrasi. Ikan laut adalah ikan yang hidup dan berkembang biak di air asin ﴾laut, samudera dan selat﴿. Golongan ikan laut ini dapat dibagi lagi menjadi 2
yaitu ikan pelagik dan ikan demarsal. Ikan pelagic adalah ijan yang terutama
hidup di daerah permukann, misalnya ikan tongkol, mackerel, lemuru, ikan
terbang dan herring. Mengingat pentingnya jenis bahan pangan tersebut bagi
tubuh, maka dilakukanlah percobaan ini3.
I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengamati
struktur dan sifat fisik dari ikan dan hasil perikanan lain
2. Menghitung
bagian yang dapat dimakan
3. Mengetahui
komposisi zat gizi
4. Mengetahui
kesegaran ikan
5. Mengetahui
hasil olahan ikan
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang1.
Ikan dalam berbagai
bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai
dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout
infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada
beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan
paus, ikan cumi dan ikan
duyung, yang sebenarnya
tidak tergolong sebagai ikan1.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan;
biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,
800 spesies termasuk hiu
dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes)1.
Struktur Anatomi Dan Histologi
Badan ikan pada
umumnya mempunyai bentuk dan ukurannya simetris dan dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian kepala, badan dan ekor. Bagian kepala yaitu bagian ujung mulut terdepan hingga
ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian ini terdapat mulut, rahang
atas, dan bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup insang, otak,
jantung dan sebagainya2.
Bagian badan yaitu bagian yang terletak
antara tutup insang paling belakang hingga permulan sirip dubur. Pada bagian
ini terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut dan organ-organ dalam
seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa dan
sebagainya2.
Ekologi
Ikan dapat
ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik
air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang
terlalu asin seperti Great
Salt Lake tidak bisa
menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara untuk
dipamerkan dalam akuarium3.
Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan Crustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan.
Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga sering
disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya
berjumlah sekitar 100 juta ton3.
Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa
Inggris untuk menjelaskan penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini
merupakan ancaman bagi berbagai spesies ikan. Pada tanggal 15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies ikan laut yang berukuran
besar telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga jumlahnya kurang dari
10% jumlah yang ada pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal tersebut
menyarankan pengurangan penangkapan ikan secara drastis dan reservasi habitat laut di
seluruh dunia3.
Air merupakan
komponen dasar seekor ikan, kadarnya berada sekitar 70 sampai 80 persen dari
berat daging yang dapat di makan. Kadar air berbanding terbalik dengan kadar
lemak ikan, semakin tinggi kadar air semakin lemah rendah lemak seekor ikan,
sedangkan jumlah kedua komponen itu bekisar sekitar 80%3.
Komponen kedua yang
penting adalah protein, kadarnya biasanya sekitar 18 sampai 20 %. Oleh karena
aktivitas enzim, reaksi biokimia dan bakterial, molekul protein dapat di
uraikan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana yakni asam amino yang penting
bagi pertumbuhan tubuh3.
Ikan adalah kelompok parafiletik: ini berarti, setiap kelas yang memuat semua ikan akan
mencakup pula tetrapoda yang bukan ikan. Atas dasar ini, pengelompokan seperti
Kelas Pisces, seperti pada masa lalu, tidak layak digunakan lagi.3
Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua vertebrata yang biasa disebut
sebagai ikan3:
Udang
diklasifikasikan ke dalam fhilum Arthropoda, kelas Crustaceae, dan bangsa
Decapoda. Badan udang dibagi menjadi dua: chepalotorax yaitu gabungan antara
kepala, dada, dan perut, bagian yang kedua yaitu ekor.
Bagian kepala beratnya kurang lebih 36-41 % dan daging 24-41 % serta kulit
17-23 % dari total berat badan. Udang merupakan salah satu produk
perikanan yang istimewa, memiliki aroma yang spesifik dan memiliki nilai gizi
tinggi. Udang segar adalah udang yang baru ditangkap.
Ciri-ciri udang segar adalah rupa dan warna bening , spesifikasi jenis, cemerlang, sambungan antar ruas
kokoh, kulit melekat kuat pada daging. Bau segar spesifik menurut jenisnya.
Bentuk daging kompak , elastis, dan rasanya manis. Udang yang rusak atau busuk
ditandai dengan: rupa dan warna kemerahan dan kusam, sambungan antar ruas
longgar, sudah mulai ditandai bercak-bercak hitam. Bau tidak segar, bau busuk.
Proses penurunan mutu udang disebabkan oleh
factor-faktor yang berasal dari badan udang itu sendiri dan factor lingkungan.
Penurunan mutu udang terjadi secara autolisis, bakteriologis, dan oksidasi4.
Hasil perikanan lain4 :
1.
Udang
Seperti halnya ikan, udang terdiri dari kepala, perut dan
ekor. Seluruh bagian ini terbungkus oleh lapisan kulit yang transparan. Bagian
yang biasa dimakan adalah bagian perut. Dalam keadaan segar udang kelihatan
mengkilap dan transpatan. Udang yang sudah mati cepat sekali menjadi busuk dan
warnanya menjadi purih.
2. Kepiting
Kepiting
bisa dihasilkan dari darat dan laut. Kepitinglaut agak berbeda bentuk fisiknya
tetapi tetapi pada dasrnya sama yaitu seluruh badanya dibungkus oleh kulit yang
keras. Kulit kepiting terdiri dari kitin yang banyak mengandung kalsium
karbonat dan kalsium fosfat.
Kepiting
segar berwarna hijau dan warnanya berubah menjadi merah apabila direbus. Bagian
yang dapat dimakan adalah dagingnya yang terdapat dalam badan/perut, kakai dan
penjepitnya. Sruktur kepiting terdiri dari badan/perut yang berkakai dan
berpenjepit.
3. Cumi-cumi
Cumi-cumi
berbentuk selinder dan berwarna putih keunguan. Pada bagian kepala terdapat tangan-tangan penangkap
mangsa. Cumi-cumi mampu menghasilkan zat tinta berwarna ungu gelap untuk
menghindari dari kejaran musuhnya. Bagian badannya licin, tidak bersisik dan
tidak berlubang, praktis seluruh tubunya dapat dimakan.
Ciri-ciri ikan segar dan ikan
busuk 4:
Parameter
|
Segar
|
Busuk
|
Kulit dan warna
|
Cerah
|
Buram
|
Sisik
|
Melekat kuat
|
Mudah lepas
|
Mata
|
Jernih, tidak berkerut
|
Buram & berkerut
|
Daging
|
Keras & lentur
|
Kendur & lunak
|
Bau
|
Segar & khas
|
Busuk & asam
|
Lendir di kulit
|
Tipis homogeny
|
Banyak & bau
|
Insang
|
Merah terang dan mudah dipisahkan
|
Coklat, lengket, dan berlendir
|
Komponen terbesar dalam daging ikan adalah air, kemudian
protein, lemak, dan zat-zat lain. Hasil perikanan lain: Udang, seperti halnya
ikan, udang terdiri dari kepala, perut, ekor. Seluruh bagian ini terbungkus
oleh lapisan kulit yang transparan. Bagian yang biasa dimakan adalah bagian
perut. Dalam keadaan segar udang kelihatan mengkilap dan transparan. Udang yang
sudah mati cepat sekali menjadi busuk dan warnanya menjadi putih keruh.
Kepiting bisa dihasilkan dari laut dan darat. Kepiting laut agak berbeda bentuk
fisiknya, tetapi pada dasarnya sama yaitu seluruh badannya dibungkus oleh kulit
yang keras. Kulit kepiting terdiri dari kitin yang banyak mengandung kalsium
karbonat dan kalsium fosfat. Cumi-cumi berbentuk silinder dan berwarna putih
keunguan. Pada bagian kepala terdapat tangan-tangan penangkap mangsa. Cumi-cumi
mampu menghasilkan zat tinta berwarna ungu gelap untuk menghindar dari kejaran
musuhnya5.
Tips Dalam Memilih Udang Dan Cumi Yang Bagus
1. Udang
Pilih udang yg masih kelihatan kekar, kaki dan kulitnya
tidak mudah lepas begitu pula dengan bagian kepalanya. kalau bisa, hindari
memilih udang yang sudah mulai berwarna kehitaman, udang seperti ini sudah agak
lama mati, walaupun tidak busuk. Bau udang segar, masih berciri amis khas
udang, namun jika sudah dicampur dengan serbuk es, biasanya bau amis kurang
tercium, jadi lebih baik menggunakan indera tangan dan mata untuk memilihnya.
Udang yang masih bagus akan mudah tercerai berai jika kita ambil dengan tangan.
Jika berani, kita bisa mencicipi udang mentah dengan mengigitnya, yang segar
jika digigit masih 'kemriuk'5.
2. Cumi-cumi
Ciri
khas cumi-cumi, ternyata lewat warnanya kita bisa tahu tingkat kesegaran
cumi-cumi. Cumi-cumi yang masih segar warnanya putih agak keabu-abuan, ini saya
lihat ketika para nelayan di paku haji tanggerang menurunkan hasil tangkapannya
(bahkan beberapa ekor masih megap-megap dalam box). namun lama-kelamaan warna
tersebut makin memerah. Cumi-cumi yg masih berwarna putih lebih dominan
daripada merahnya, rasanya masih manis jika dimasak. yang kemerahan masih
termasuk bagus apabila saat selaput kemerahannya dikupas, daging cumi-cumi
tersebut masih berwarna putih. makin lama umur cumi tersebut mati, maka saat
selaputnya dikupas, daging yang berwarna putih itupun akan turut berwarna
kemerahan5.
Meskipun
tida terlalu baik, daging cumi yg setelah dikupas berwarna kemerahan masih bisa
diselamatkan, caranya dengan menyiramkan air mendidih. Cuma memang rasanya
tidak senikmat yang masih segar5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muchtadi, Tien R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor.
2. Sirajuddin, Saifuddin dan Zakaria. 2011. Pedoman
Praktikum Analisis Bahan Makanan. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
3.
Sandjaja.2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta: Kompas.
4.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H.,
Wooton, M., 1985. Ilmu Pangan. Bogor: Penerbit Universitas Indonesia.
5.
Winarno, F.G, 2004.
Kimia Pangan Dan Gizi. Bogor: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar