Life is adventure.... hidup adalah suatu petualangan. That’s right.
Berawal dari sebuah rencana, yang kemudian di realisasikan dengan sebuah
tindakan. Kebetulan waktu itu ada kegiatan BEM FKM-UH, winslow goes to
school (WGS). Maka kami pun merencanakan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Dan akhirnya pengalaman tersebut kembali saya
torehkan dalam sebuah tinta keabadian duniawi yang akan menjadi guru
terbaik saya (experience is the best teacher). Berikut adalah kronologis
perjalanan kami beserta actor dan aktris yang terlibat di dalamnya:
Protgonis :
k’
Muhammad fadli, Muhammad iccang, k’Aidil, ka afriadi radi, k’ fajar, k’
arif, k’ ayi, ka’irfan, ka’ enda, ka’ uga, ka’ ifan, ka’ lutfi, ka
quddus dan masih banyak lagi yang tidak sempat namanya saya sebutkan
(maaf yachhh).
Antagonis:
tiga orang
polantas kota tetttt (sensor), pegawai dinkes pare (yang ibu-ibu pake
jilbab dan masuk kantor pake sandal,,- entah dia terkenal atau tidak-)
Figuran:
ibu dan bapak warung, pegawai instalasi gizi puskesmas, penjual tiket masuk lejja, tukang parkir dll.
Ini dia alur ceritanye:
1. Perjalanan menuju lokasi perkara
Rabu,
25 januari 2012 mengawali perjalanan kami menuju TKP, Kalau tidak salah
waktu itu jam menunjukkan pukul 16 lewat sekian. Bersama para laskar
kami pun meluncur melalu beberapa kabupaten. Belum sampai satu jam
perjalanan kami sudah terjadi sedikit insiden kecelakaan yang menimpah
rombongan. Tusssssssss, ban motor pun bocor, kena dech (tapi bukan
ranjau, atau paku dan beling-beling yach penyebabnya yang kaya di
tipi-tipi) dan untungnya (Alhamdulillah ya, dan sesuatu banget) tidak
jauh dari situ terdpat PBD.
Lanjut, tancap coy. Waktu itu saya
sama palli 08, sok2 balap2 yg menyebabkan saya melayang terbawa angin,
aits. Trus singgah sholat yg mengakibatkan kami tertinggal beberapa
kilometer dengan yang lain. Saling menunggu pun terjadi dan akhirnya
kembali utuh dan singgah untuk mengisi perut disebuah warung makan
ditengah jalan. Hohooh, ada yang dapat teman baru lagi nich...
Perut
sudah penuh dan saatnya melanjutkan perjalanan. Saling mengejar dan
berbalap ria. Satu kejadian aneh dan unyu2 dalam perjalanan kami.
Layaknya sebuah trip yang kemudian beberapa orang terjebak karenanya.
Entah mengapa n apa sebabnya salah satu dari rombongan tersebut salah
jalur dan anehnya lagi kami semua pun yang ada dibelakangnya
mengikutinnya bahkan beberapa mobil dibelakang kami pun juga ikut.
Hohohoh, new jebakan batman (nyu-unyu). Hahahaaaa, ketawa kocak.
Singkat
cerite, kami dah nyampe di pare. Sebenarnya tujuan utama kami bukan
hanya WGS, tapi juga sekalian cek lok lokasi GPI di pare. Me, ka palli n
iccang singgah di pare sementara ka osink, k aidil, ka’ fajar dan ka
arif melanjutkan perjalanan menuju pinrang ke lokasi WGS. Good bye,
sampai ketemu esok hari. Maka singgahlah kita di kota pare yang menurut
guidenya merupakan kota yg indah (habis nulis ini cari baskom dan
bodrex).
2. Hedonism dan karokean
Malam
semakin larut, setelah sebelumnya berputar-putar di pare tak tentu arah
(hahaha,, ngak ada yang mau menampung kami,,). Ide pun terbersik untuk
berhedonisme mengisi malam di kota ini. Awalnya cumin pengen beli kartu
doang buat ngisi kesunyian malam kota pare dan akhirnya kami pun
berbelok menuju tempat karokean. Gilaaaa,,,,,,,, capek belum hilang,
pantat masih panas (pengen masuk kulkas) tapi entah mengapa hasrat untuk
ber”hedonisme” pun terus mengusik. Ambil dech, “untuk paket malam,
harganya 54 ribu belum termasuk pajak 10 persen per satu jam, silahkan
naik ke lantai dua ruang 16”. Let’s ciki dotttttt.... gila-gilaan
bersama teman-teman, gila-gilaan bersama orang galau. Hooo, pilih
lagunya galau semua nich.
3. Main kartu
Apa yang anda pikirkan ketika main kartu sampai setengah 6 pagi?
Begitu
lah yang terjadi malam itu, dibumbui dengan kisah, cerita dan
sejarah-sejarah masa lalu tak berasa azan subuh sudah berkumandan. Niat
awal kami untuk beristirahat lebih cepat ternyata tidak terjadi.
PALUKKAAAAAAAAAAA....
Skefo aja ni, saya lampirkan skor malam itu, 8, 10, dan 17.... tebak aja siapa yang keseringannnnn... puassssssss loe, palukka.
4. Berburu data
Langsung
pagi aja yach... tepatnya jam 9an kami bangun. Sebenarnya masih sangat
ngantuk, tapi berhubung ada suara sumbang yang terus berusaha
memangunkan akhirnya tidak ada diskon. Minta tambah 5 menit saja ngak
bolehhhh, JANGAN DITAWARRRR.
Pasrah aja,,, bersih diri, mandi dll
yang kemudian disusul perburuan data ke dinas kesehatankota pare.
Sebelum menulis ini saya berdo’a smoga tidak naik darah, amiennnn.
Dag-dig dug, masuk trus nyerahin surat. Dipanggil masuk keruangan
bapaknya. Awalnya rencana kami ingin masuk bertiga, tapi entah kenapa
dua orang dibelakangku (ka palli, dan iccang) tiba-tiba menghilag
ditelan bumi entah mereka sekongkol atau tidak. Dibantailah diriku
sendiri, celakanya waktu itu saya tidak memakai sandal. ehhh, tiba2 ada
ibu2 nyolot tegur ngak pake sepatu. Sudah, marah dulu sana... SAKITTTT,
SAKITTT HATI INI. Pikir2 yang etis memang sich pake sandal, tapi
celakanya orang yang menegur saya pun tidak memakai sepatu. Apa yg
terjadi sebenarnya. Saya berharap tidak akan bertemu makhluk itu untuk
yang kedua kalinya. PANACE,,, mukanya... huft, minta data saja susahnya
minta ampun, berkas harus lengkap, proposal dll. (ambil sebagai
pelajaran aja).
5. Kunjungan ke puskesmas2
Masih
trauma dengan kejadian sebelumnya. Namun tetap nekat berburu data,
untungnya di puskesmas makluk2nya tidak seganas makhluk dinkes. Tapi
lagi2 terjebak oleh dua orang yang saya temani. Katanya mau masuk
bertiga,,, dan terrrrrnyata saat menorah kebelakang batang hidungnya
sudah hilang. Panace. Respek2 aja. Nanya-nanya dech ma bagian instalasi
gizinya. Dan Alhamdulillah dapat jua datanya.
6. Menuju ke pinrang
Something
banget yach... perjalanan ini pun tidak kalah serunya. Menyebalkan dan
membuat sesak, mengisahkan cerita yg berbekas di kota pare. Dengan
santainya kami menikmati kota pare, tiba-tiba dari belakang ada makhluk
lagi yang mengejar kita dengan seragam hijau kinclongnya. Pritttttttt,
pelanggaran,, dan ternyata kami pun DITIANG. “silahkan ikuti saya, nanti
di pos saya jelaskan apa pelanggaran anda”. Sumpit, orang lagi buru2
supaya ngak dapat malam di jalan malah ditilang hanya karena lampu
belakang motor yang dimodifikasi katanya. Pretttt, mukanya... sok2 tegas
dan selalu monyong, ngak pernah tersenyum namun memancarkan auranya
kepolisiannya. Apa. Panaceee..... palukkka. Membuat kami terdiam seribu
bahasa dan menunggu beberapa lama hinggga datanglah seorang zorooo
(hiiii,, penyelamat maksudnya, yg tak lain omnya ka palli) yg
membebaskan kami dari belenggu ketiga makhluk aneh itu. Shok terrrrrr
Lanjut aja dech, dan sampailah kita ke pinrang, udah. Bertedu dan bersimpuh di rumah sang ajieeee....
7. Cerita di WGS pinrang
Sampai
dipinrang udah petang saat mentari tak memancarkan lagi sinarnya.
Sedikit merebahkan badan yang lelah dengan perjalanan duniawi. Keluar
makan malam. Trus, teman2 yg lain pada rapat n breafing. Main kartu
lagi, sudah kocok dulu sana. Eng ing eng. Ada juga yang bermain putar2
pulpen, geje katanya sich nama kuisnya jujur berani geto, tapi ada jg
yang bocor (hahahah).. langsung istirahat aja dech. Trus dah pagi,
mereka berbondong-bondong berebut toilet untuk bersih diri dan mandi.
Saya kira bermimpi namun suaranya begitu jelas. Sebenarnya masih mau
tidurrr... ehh, ada ka qudus bangunin,, wuah, ganggu aja ka.
Yang
lain dach bersiap2 dan berangkat ke dua sekolah yang berbeda namun saya
masih terlelap dalam tidur pagi. Trus bangun, mandi dan siap2 shalat
jum’at. Abies itu main kartu (mengisi kekosongn). Trus sore dech
8. Perjalanan ke soppeng
Jaraknya
yg ngsk begtu jauh membuat saya berfkir untuk lanjut melancong k
soppeng. Itung-itung mudik coy.. sorenya kami berangkat. Sebenarnya alur
pastinya kami tidak tau, dengan bermodalkan mulut kami pun sampai. Malu
bertanya sesat di jalan, tidak berntanya artinya ngak sampai2. Setiap
ada belokan atau alur dua maka disitulah kami bertanya. Sampai dech,
disoppeng banyak cerita nantu dipending dulu (nanti ada edisi khususnya
lagi).
9. Perjalanan balik
Uye,,,
saatnya balik. Rencana awal mau ke pinrang dulu lalu bersam kakak2
menuju Makassar, namun kami dapat massage untuk langsung kompas lewat
pare (yang sebenarnya jalan kesana kami punndak tempe). Dalam perjalanan
pulang kami menyempatkan diri untuk singgah ke permandian alam lejja.
Cz teman2 di pinrang juga pada pergi rekreasi. Air panas yang berasal
dari mata air pegunungan (bukan promosi aqua y) memancarkan panasnya.
Mau mandi sich namun takut ditunggu sama kakak yang udah berangkat dari
pinrang menuju ke pare-pare. Habis ke lejja lanjut ke pare-pare, sok tau
aja, baca alur dan petunjuk. Sampai juga ke pare, dan Alhamdulillah
bertemu ma ka pallid an rombongannya.
Berikut rombongan kami balik
ke Makassar. Ka irfan ma ka enda, ka ayi ma ka lutfi, ka aidil masih
setia sama ka osin (cappu barobaroee,, diadopsi dari bahasa sinjai).
Trus ka uga seorang diri demikian pula dengan ka palli. Beriringan
menelusuri jalan dari pareà barru. Di barru menyempatkan diri untuk
singgah istirahat sekejap meluruskan badan dan mendinginkan panta yang
sudah sangat panas. Syettt. Kembali segerrrrr,,,, sebelum berangkat
pemanasan dulu. Belajar Sple dance bersama ka osin... hahahaha seru
rongggggg, yang sampai saat ini masih tertarik untuk mempelajarinya.
Trus lanjutà singgah makan à singgah sholat.. trus lanjut sampai
akhirnya berpisah di Makassar. Dalam perjalanan pulang ini sebenarya ada
beberapa insiden lagi namun selengkapnya tdk disaksikan oleh mata
kepala saya. Katanya sich ada sedikit kecelakaan kecil dengan ka irfan n
ka endah, trus helemnya ka palli terlempar karena disembur oleh asap
mobil besar... itu aja sichh. Saatnya berpisah. Senang bisa berpetualang
dengan kalian smua.
Akhirnya berakhir juga ceritanya.... senang
bisa menggoreskan tinta dalam cerita pengalaman lintas kabupaten ini.
Seru bisa berbaur dengan dengan masyarakat, teman2 dan senior-senior
(denger2 acara WGSnya melibatkan 6 angkatan). Dan senang bisa belajar
dari pengalaman...
ITU CERITAKU....
APA CERITAMU....?
*Sampai berjumpa di edisi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar